19 Des 2009

Big Baby?


Sejak tau ada USG 3D di Semarang, aku jadi pingin, karena disini cuma bisa USG 2D. Tau aja kan kalau 2D tuh cuma hitam-putih. Seringnya gak jelas gambar apaan yang tampil di layarnya. Kalau 3D kan (*berharap) bisa lebih jelas bentuk bebinya, lebih live, hehe.

Akhirnya diputuskan ke Semarang, untuk USG 3D, sekalian mau cek dan konsultasi dengan dokter SPOG samuel (terkenal di Semarang), yah... seperti cari second opinion gitu lah.

Setelah beberapa kali telepon ke RS Telogorejo untuk tanya-tanya prosedur 3D dan memastikan hari & jam praktek dr Samuel di RS itu, berangkatlah aku, dengan hubby dan mertua.

USG 3D -> 2D

Awalnya 2D dulu, untuk ngecek keseluruhan kesehatan bebinya. Dari kepala sampe.... smua deh. USGnya aja lama, sekitar 1 jam. Abis dah ni perut ga nyaman, dilewati alat USGnya terus-terusan. Tapi juga excited karena mau tau bebinya gimana.

Yang nyebelin dokter USGnya tuh gak komunikatif :( Dia puter-puter aja tu alat di perut aku sambil buat datanya, tapi hampir gak pernah bilang apa yang lagi dia liat. Jadi harus kita yang proaktif nanya-nanya “itu apa?” gitu. Cape deh!

Paling seneng waktu dengar detak jantungnya. Nyaring banget. Mantap! Kata suster di situ, “jantungnya sehat.” Senang dan lega ndengarnya. :))

Waktu mau diliat muka bebinya pake 3D, eh... si bebi nutupin mukanya pake tangan, jadi ga kliatan! Padahal kan tujuan 3D biar bisa tau mukanya kayak gimana. Lagian menurut aku alat USG 3Dnya juga kurang bagus, gambar yang ditampilkan kurang jelas. Jadi deh gak ada print-out USG 3Dnya, cuma 2D doank (*emang sih dapatnya lebih banyak daripada kalau ke dokter tiap bulan itu). Padahal bayarnya mahal, hampir 500rb!

Konsultasi dengan dr Samuel, SPOG

Hasil USG itu diberi ke dr Samuel. Deg-degan waktu dia ngeliatin foto-foto USG tu (abis tampangnya serius amat!). Jadi parno kalau ada apa-apa yang buruk.

Tiba-tiba... dia tanya usia kehamilanku. Aku jawab. Dia gak percaya (*aneh kan? Aku yang hamil kog). Ternyata karena BB bebinya lebih berat dari rata-rata BB bebi di usia kehamilanku ini. Dia bilang, “ini bayinya besar sekali. Kalau trendnya gini terus, waktu lahir bisa-bisa sampe 4 kg dan kamu gak mungkin ngelahirin normal, harus Caesar.” Gubrak!!! Kaget banget! Gak nyangka dan gak tau. Selama ini tiap bulan ke dr Lafran di Pekalongan soalnya gak pernah diliat BB bebinya. Aku juga ngerasa beratku naiknya gak banyak. Ternyata beratnya lari ke bebinya smua. Aku memang suka yang manis-manis dan es. Kata dokter itu penyebabnya. Jadi mulai sekarang harus dikurangi kalau gak mau bebinya lahir terlalu besar.

Tapi secara umum, bebinya sehat. Semua normal. :)) Katanya mending BBnya kelebihan daripada kurang. Bener juga.

Jadinya lega, karena uda tau fakta kalau BB bebinya kelebihan. Jadi bisa ngerem makan dan minum manis-manis.

18 Des 2009

Kehamilanku

Sejak menikah (06.07.08) aku dan suami tak pernah ingin menunda untuk punya momongan. Setiap malam kami berdoa agar segera dikarunia seorang bayi. Karenanya kami sangat bahagia waktu tahu aku hamil :)

Jadi begini kisahnya, waktu aku telat mens, aku masih tidak berani berharap *takut kecewa kalau ternyata tidak hamil, jadi kami menunggu 2 minggu baru setelahnya membeli 'testpack'. Sebenarnya setelah 1 minggu telat, aku sudah merasakan ada yang tidak nyaman dengan badanku. Di antaranya; cepat merasa lapar, badan selalu terasa lelah, dan selalu ingin tidur. Tapi lagi-lagi tidak berani berharap macam-macam.

Setelah 2 minggu aku belum mens juga. Tepatnya 16 Mei 2009 pagi aku dan suami bangun pagi dengan perasaan harap-harap cemas (terutama aku!) untuk mencoba testpack. Ternyata... dua garis merah muncul dengan sangat jelasnya!


Yang berarti... AKU HAMIL! Hati kami bahagia bukan kepalang apalagi setelah malamnya ke dokter SPOG dan dia menyatakanku hamil dan sudah berjalan 4 minggu :) Menurut perkiraan, aku akan melahirkan awal tahun 2010.

Malam itu pula pertama kalinya aku memegang foto hasil cetakan USG. Walaupun yang terlihat hanya bulatan yang isinya belum tampak apa-apa (dr SPOG bilang itu kantong janin), aku dan suami bahagia minta ampun, perasaan campur aduk antara bahagia dan tak percaya. Membayangkan sedang ada manusia yang bertumbuh dalam tubuhku itu adalah perasaan yang tak dapat dilukiskan! :) Kami akan menjadi orang-tua!

Trimester pertama dan trimester akhir adalah masa-masa yang paling melelahkan. Tapi syukur lah tidak pernah ada masalah dengan kehamilanku. Si bebi bertumbuh baik di dalam tubuhku. Dan semakin besar kandunganku semakin terasa pula tendangan dan tinju tangan kecilnya. Bahkan tidak jarang ada tonjolan di perutku, pada saat itu biasanya aku segera memberitahu suami lalu kami memegang tonjolan itu. Mungkin itu telapak kaki atau tangannya, entah lah tapi yang pasti kami sangat senang, tersenyum lebar, dan menikmati tiap gerakan yang terasa. Seringkali si bebi menendang dengan sangat kuatnya sampai-sampai terasa sangat sakit, tapi itu lah yang paling aku senangi, karena itu berarti si bebi berkembang baik :)




(Juli 2009 - 3 bulan)



(Des 2009 - 9 bulan)


Setiap hari aku dan suami mengajak ngobrol si bebi. Kadang dia bereaksi dengan gerakan lho. :)) Aku juga menaruh headphone di perutku, dan memutar lagu-lagu klasik khusus buat bayi. Konon katanya cara ini bagus untuk perkembangan otak bayi. Biasanya si bebi bergerak-gerak. Senang sekali rasanya, mungkin dia menikmati , atau malah terganggu? Hahahaha....

Ada suatu malam (mungkin ini kedengaran lucu), lebih tepatnya lewat tengah malam, aku tak merasakan gerakan si bebi. Aku menjadi sangat panik. Suami segera membuat berbagai bunyi-bunyian sementara aku menangis khawatir tentang keberadaan si bebi di dalam perutku. Bebi tidak segera bereaksi yang membuat kami semakin panik. Setelah beberapa lama aku pun merasakan gerakannya. Aku bahagia sekali. Ternyata bebi sedang tidur pulas ya? Dan kami membangunkanmu, hahahahaha....

note: Semasa hamil, aku menyebut janinku dengan sebutan 'bebi'. Kalau suami menyebutnya 'nak-nak.'

Mother's Heart

I loved you from the very start,
You stole my breath, embraced my heart.
Our life together has just begun
You're part of me my little one.
As mother with child, each day I grew,
My mind was filled with thoughts of you.

I'd daydream of the things we'd share,
Like late-night bottles and Teddy bears.
Like first steps and skinned knees,
Like bedtime stories and ABC's.
I thought of things you'd want to know,
Like how birds fly and flowers grow.

I thought of lessons I'd need to share,
Like standing tall and playing fair.
When I first saw your precious face,
I prayed your life be touched with grace.
I thanked the angels from above,
And promised you unending love.

Each night I lay you down to sleep,
I gently kiss your head and cheek.
I count your little fingers and toes;
I memorize your eyes and nose.
I linger at your nursery door,
Awed each day I love you more.

Through misty eyes, I dim the light,
I whisper, "I love you" every night.
I loved you from the very start,
You stole my breath, embraced my heart.
As mother and child our journeys begin,
My heart's yours forever little one.